Cerita Peraih Medali KNMIPA-PT 2021

Cerita Peraih Medali KNMIPA-PT 2021

David (10518058)

Peraih Medali Perak KN MIPA 2021

KNMIPA merupakan salah satu kompetisi yang sangat ingin saya ikuti di tingkat perguruan tinggi karena kompetisi ini mirip dengan OSN pada tingkat SMA. Ketika SMA, saya kurang serius mempelajari kimia karena kurang update tentang materi S1 dan kurang motivasi. Ketika saya masuk ITB melalui jalur undangan, saya merasa harus membalasnya dengan berprestasi dengan baik yang mana dapat saya wujudkan melalui KNMIPA ini. Berdasarkan standar pendidikan teoritis prodi kimia, saya merasa sangat terbekali untuk mengikuti kompetisi ini. Dengan sedikit latihan-latihan soal maka saya pun pertama kali mencoba mengikuti KNMIPA tahun 2020 namun saya gagal di seleksi ITB karena perwakilan yang dikirimkan ke tingkat wilayah hanya 3 orang saja. Berhubung saya masih semester 4 saat itu maka saya memutuskan untuk ikut lagi di tahun depan dan syukurnya saya lolos dan menjadi 1 dari 5 kandidat dari ITB menuju tingkat wilayah. Kesempatan ini tentunya tidak akan saya sia-sia kan dan dengan mengikuti pelatihan dan belajar mandiri saya berusaha menargetkan diri untuk memperoleh maksimal medali perak dan minimal honorable mention untuk ITB. Saya tidak ingin medali emas dulu agar dapat ikut lagi di tahun depan jika memungkinkan. Hal tersebut terjadi sesuai yang saya targetkan dan saya cukup puas dan sangat bersyukur atas karunia Tuhan ini. Melalui kompetisi berbasis teori yang bergengsi ini saya bersyukur bisa membantu menjaga nama baik ITB dan tentunya mendapatkan banyak benefit seperti: sertifikat, uang pembinaan dan terbukanya peluang kerja sebagai pelatih olimpiade untuk tingkat SMA.โ€

Mark Soesanto (10520048)

Peraih Medali Emas KN MIPA 2021

Ini adalah kesempatan pertama saya mengikuti KNMIPA, saya sudah mengenal KNMIPA sejak SMA karena saya juga mengikuti olimpiade saat SMA. Dahulu saat saya SMA dan melihat soal yang diujikan untuk tingkat kuliah saya kaget karena tingkat kesulitannya yang tergolong sangat sulit. Saat saya masuk ITB saya berencana untuk belajar lebih banyak untuk persiapan KNMIPA karena saya teringat akan atmosfer kompetisi olimpiade SMA. Saya berencana untuk mengikuti KNMIPA kembali tahun depan dengan persiapan yang lebih lengkap, namun takdir berkata lain dan saya mendapatkan medali emas pertama. Jadi saya tidak bisa mengikuti KNMIPA bidang kimia lagi kedepannya. Saya pernah mengikuti Kompetisi Sobat Bumi yang diadakan oleh Pertamina, lomba ini konsepnya mirip dengan KNMIPA namun mempunyai sesi pembuatan makalah serta presentasi di finalnya. Selain itu saya pernah mengikuti lomba presentasi internasional beregu yang diadakan oleh Universitas Malaya.

Azarya Adirama (10520004)

Peraih Medali Emas KN MIPA 2021

Saya mengikuti KNMIPA sebagai manifestasi atas keinginan saya untuk menambah ilmu dan pengalaman lewat kompetisi. Ketika SMA, saya mendapat medali perunggu di OSN 2019 bidang Kimia, dan terus berlanjut hingga Pembinaan IChO tahap 2. Meski begitu, saya merasa kurang puas dengan pencapaian saya, karena ilmu saya masih sangat dangkal. Saya juga merasa harus membayar kesalahan yang saya lakukan ketika mengikuti olimpiade di SMA. Sebelum mengikuti KNMIPA, saya sempat mengikuti Kompetisi Sobat Bumi Pertamina bidang Kimia, dan mendapat juara 3. Saya pun mengikuti seleksi KNMIPA tingkat universitas, dan puji Tuhan saya terpilih menjadi wakil ITB. Menjelang KNMIPA tingkat nasional. saya sempat mengalami depresi berat karena overtraining, dan harus meminum obat-obatan. Meski begitu, Tuhan Menyertai saya, dan Memberi saya kekuatan, sehingga saya berhasil mendapatkan medali emas.

Bayu Dwiputra (10519027)

Peraih Medali Perak KN MIPA 2021

Sejujurnya saya tidak mengharapkan apa-apa sejak seleksi ITB. Persiapan sangat minim, dorongan untuk belajar sangat lemah, dan kepercayaan diri hampir tidak ada. Kegiatan akademik maupun non akademik terhambat akibat masalah pribadi yang belum dapat saya ceritakan ke siapapun. KNMIPA saya ikuti hanya karena mengerjakan soal kimia adalah salah satu dari sedikit hal yang dapat menghibur hati saya saat itu. Sikap "nothing to lose" ini sepertinya justru memberikan saya kebebasan dari tekanan selama mengikutil kompetisi walaupun saya harus ikut serta dalam mempertahankan gelar ITB sebagai juara umum KNMIPA tiap tahunnya. Menurut saya, peraihan medali perak ini merupakan suatu keajaiban yang sama sekali tidak saya antisipasi. Prestasi ini dapat dicapai berkat Tim Dosen Kimia ITB yang telah membimbing kami dengan baik. Selain ilmu kimia baru, pengalaman ini juga mengajari saya untuk tidak memberi tekanan terlalu berat pada diri sendiri.